Etika Barat dalam Filsafat |
Dunia barat berusaha menafsirkan kehidupan dengan takaran kesenangan, Etika barat dalam filsafat mencoba menjelaskan etika orang barat dalam banyak kondisi, salah satunya adalah budaya konsumerisme. Bagaimana konsumerisem ini terjadi, kejadiannya konsumerisme berlangsung berdasar pandangan hidup seseorang akan kualitas kehidupannya.
Etika Barat Dalam Filsafat
Sebagaimana pandangan etika barat dalam filsafat terdapat takaran berdasar pangangan kehidupan orang barat, yakni terdapatnya suatu perkembangan yang signifikan di belahan dunia ini mengenai etika barat dalam filsafat, perkembangan ini dibagi dalam tiga kelompok:
1) Etika Hedonistik;
Dalam pandangan hedonisme kehidupan dianggap sebagai suatu pola kehdiupan seseorang yang menganggap bahwasanya kebahagiaan itu ketika dicari dengan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Etika barat dalam filsafat menjelaskan bahwasanya dalam hedonisme terdapat suatu ajaran atau pandangan yang menyatakan bahwasanya kesenangan atau kenikmatan itu merupakan suatu tujuan hidup dan tindakan manusia. Dalam hedonisme terdapat tiga aliran pemikiran yang memaparkan tentang hedonisme, yakni: Cyrenaics, Epikureanisme, dan Utilitarianisme.
2) Etika Utilitarian;
Para peneliti menempatkan utilitarianisme sebagai suatu teori yang dilihat dari segi etika normatif atas tindakan kepatutan yang memaksimalkan kondisi penggunaan (utility), dengan pendefinisian atas pemaksimalan kebahagiaan dalam mengurangi penderitaan. Istilah utilitarianisme diambil dari istilah Latin yang berbunyi utilis, yakni berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Utilitarianisme bisa disebut juga sebagai suatu teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Teori utilitarian yang sistematis ini pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John Stuart Mill. Dalam utilitarianisme terdapat suatu etika barat dalam filsafat yang mencoba menjelaskan akan arti suatu paham etis yang didalmnya ada tujuan dari seseorang yang untuk mendapatkan sesuatu yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan.
3) Etika Deontologis.
Etika yang dijelaskan dalam deontologis atau deontologi merupakan suatu pandangan etika normatif yang berusaha menilai moralitas dengan suatu tindakan berdasarkan kepatuhan pada peraturan. Etika yang yang dijelaskan dalam deantologis terdapat suatu etika yang berbasis "kewajiban" atau "obligasi" karena peraturan memberikan kewajiban kepada seseorang.
0 Response to "Etika Barat Dalam Filsafat "
Post a Comment