Revolusi Abbasiyah

Berdirinya Dinasti AbbasiyahBabak ketiga dalam drama besar politik Islam dibuka dengan peran penting yang dimainkan oleh Khalifah Abu al-Abbas (750-754). Irak telah menjadi panggung drama besar.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Islam, disisi singgasana khalifah tergelar karpet yang digunakan sebagai tempat eksekusi. Al-Saffah menjadi pendiri Arab Islam ketiga-setelah Khulafa al-Rasyidin dan Dinasti Umayah-yang sangat besar dan berusia lama. Dari tahun 750 M hingga 1258 M, penerus Abu al-Abbas memegang pemerintahan, meskipun tidak terlalu berkuasa.

Revolusi Abbasiyah

Kekuasaan dinasti Bani Abbas, atau Abbasiyah, dinamakan demikian karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Daulah Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abass. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) s.d. 656 H (1258 M).  
Berbicara tentang berdiri dan terbentuknya Abbasiyah tidak bisa terlepas dari Umayyah. Statemen ini merupakan suatu hal yang tidak bisa diingkari, karrena berdiri dan terbentuknya Abbasiyah adalah setelah runtuhnya Umayyah.

Identifikasi Motif-Motif Gerakan Anti Umayyah
Adapun faktor yang melatarbelakangi  munculnya pemberontakan atau gerakan-gerakan anti Umayyah ini sebetulnya  berbeda-beda.  Ada kelompok yang mengusung sentimen keagamaan, klan (kesukuan), bahkan kekecewaan-kekecewaan karena perlakuan diskriminatif dinasti Umayyah secara sosial-ekonomi.
Kelompok Syi’ah misalnya, mereka mengusung sentimen keagamaan sekaligus kesukuan bahkan nampaknya ada motif “sakit hati” dalam gerekan anti umayyah yang mereka usung. Mereka tidak pernah menyetujui pemerintahan Umayyah dan menyebut dinasti Umayyah sebagai “perebut kekuasaan” yang sah karena mereka yakin dengan pendirian mereka bahwa pewaris tunggal dan sah dari kepemimpinan Islam setelah Rasulullah saw adalah kalangan keluarga Nabi (Ahl Bait) termasuk keyakinan bahwa penerus Rasulullah adalah Ali ibn Abi Thalib. Mereka juga tidak pernah memaafkan kesalahan Umayyah terhadap Ali dan Husen. 

Revolusi Abbasiyah

Langkah pertama yang memperoleh sukses besar dalam propaganda tersebut dipelopori oleh Abu Muslim al-Khurasani.  Bentuk-bentuk propaganda yang dilakukannya adalah menyebarkan informasi kepada masyarakat dengan mengatakan bahwa golongan Abbasiyah termasuk golongan ahlul bait. Disamping itu dia juga menyalakan api kebencian dan kemarahan terhadap Umayyah karena selalu melakukan intimidasi terhadap golongan ahlul bait. Kemudian terhadap orang-orang mslim non arab (mawali) isu yang disebarkannya adalah persamaan derajat, sehingga dari hari-kehari api kebencian umat Islam semakin menyala dan memanas. 

Awal Mula Revolusi Abbasiyah
Kesempatan yang paling baik yang diperoleh oleh bani Abbasiyah dalam melakukan propaganda adalah pada masa pemerintahan Umar ibn Abdul Aziz. Pada masa ini, kebenaran dan keadilan lebih tinggi dari segala-galanya. Tidak ada keistimewaan keturunan Umayyah dari umat Islam lainnya. Rakyat bebas menyatakan pendapat mereka.  

Pada masa pemerintahan Hisyam ibn Abdul Malik, gerakan oposisi yang dilakukan oleh bani Abbasiyah telah memperoleh pengikut yang banyak. Muhammad ibn Ali,   sebagai promotor dari gerakan tersebut setelah memilih tiga daerah sebagai pusat gerakan yaitu Hamimah, Kufah dan Khurasan. Daerah Hamimah adalah posko utama yang mengontrol seluruh kegiatan. Daerah Kufah adalah sebagai tempat bertemunya kader-kader utusan dari Hamimah dan kader-kader propaganda dari Khurasan. Sedangkan Khurasan sendiri adalah sebagai tempat untuk melakukan kegiatan propaganda. 

Revolusi Abbasiyah

Ia mengundang seluruh penduduk Kufah untuk berkumpul di mesjid untuk memilih seorang khalifah. Dalam pidatonya ia mengatakan:
“Abu Muslim telah berhasil membela agama Islam dan menghancurkan Umayyah yang penuh dosa. Oleh karena itu kita harus memilih seorang  imam atau khalifah yang akan memimpin umat Islam. Tidak ada yang lebih utama dalam hal kesalehan, kemampuan dalam segala kebajikan yang diperlukan untuk kedudukan tersebut selain dari Abdullah ibn Muhammad”.

Faktor-Faktor Keberhasilan Revolusi Abbasiyah
Keberhasilan menumbangkan rezim Umayyah tersebut, tidak bisa dilepaskan dari beberapa faktor yaitu, :
1.    Gencarnya propaganda yang dilakukan oleh bani Abbas kepada penduduk yang merasa kecewa
       dengan kepemerintahan rezim Umayyah.
2.    Kecerdikan para pemimpin revolusi untuk mencari dukungan dari masyarakat yang termasuk barisan
       “sakit hati” yang disebabkan  perlakuan rezim Umayyah yang diskriminatif dengan mengusung materi-
       materi propaganda yang sensitif yang menimbulkan kebencian terhadap rezim Umayyah sehingga
       memudahkan mobilisasi massa.
3.    Mempunyai strategi politik yang cantik dalam mengemas kepentingan golongan (bani Abbas) menjadi
       common platform perjuangan yang disepakati bersama guna melawan rezim Umayyah.
4.    Kepemerintahan Umayyah yang “zalim” dan korup ikut menyumbang naiknya saham kebencian
       masyarakat.
5.    Konflik internal yang dialami oleh rezim Umayyah serta kebijakan-kebijakannya turut memperlemah
       kekuasaan mereka sendiri.

0 Response to "Revolusi Abbasiyah"

Post a Comment