Rabi’ah Al-Adawiyah

Nama lengkap dari Rabi’ah Al-Adawiyyah  adalah Rabi`ah binti Isma`il al-`Adawiyyah al-Qaysiyyah.   Beliau turut digelar sebagai `Umm al-Khayr.   Beliau dilahirkan di Basrah, tetapi para ahli sejarah berselisih pendapat terhadap tahun kelahirannya. Ada yang berpendapat, bahwasanya beliau dilahirkan pada tahun 95H/713M  ,  ada pula yang mengatakan pada tahun 96H/714M   dan ada yang berpandangan beliau dilahirkan pada tahun 99H/717M.  

Hal ini terjadi karena tidak adanya sumber-sumber yang menceritakan secara jelas mengenai sejarah lahirnya Rabi`ah dengan terperinci. Serta Rabi’ah tidak meninggalkan bahan bertulis yang bisa dijadikan bahan rujukan tentang sejarah kelahirannya. Rabi’ah berasal dari keluarga yang tidak punya  (miskin) dan dibesarkan dalam keluarga soleh.

Rabi’ah Al-Adawiyah

Pada saat kelahirannya, kehidupan keluarganya serba kekurangan sehingga ibunya pernah berkata kepada suaminya: “Bapak! Cobalah pergi ke tetangga kita, siapa tahu mereka mempunyai sedikit minyak dan sehelai kain yang bisa diberikan kepada kita, tolong coba minta ke tetangga kita pak! Biar anak kita yang baru lahir ini bisa diselimuti oleh sehelai kain”. Keinginan itu disambut oleh bapaknya dengan hati yang berat karena sebagai seorang yang soleh, bapaknya tidak suka meminta-minta kepada manusia lain selain kepada Allah SWT. Walau bagaimanapun beliau memenuhi permintaan isterinya, kemudian bapaknya Rabi’ah Al-Adawiyah keluar mengetuk beberapa pintu rumah tetangganya, tetapi tidak ada seorang pun yang membuka pintu. Kemudian bapaknya kembali ke rumah dan berkata kepada isterinya: “Isteriku, tetangga kita sedang tidur lelap.

Bersyukurlah kepada Allah kerana selama hidup ini kita tidak pernah meminta-minta. Lebih baik selimuti saja anak kita dengan sehelai kain yang masih basah itu. Percaya dan tawakalah kepada Allah.
Tentu saja Allah akan memberikan jalan keluar yang terbaik untuk kita. Dan hanya Beliaulah yang memelihara serta memberikan kecukupan pada kita. Percayalah wahai isteriku tercinta.”  Secara tidak langsung pengalaman bapaknya Rabi’ah Al-Adawiyah memperlihatkan kehidupan keluarga soleh bahwasanya ketergantungan manusia seharusnya diletakkan kepada Allah Ta’ala semata-mata melalui doa, pengharapan dan tawakal tidak perlu meminta-minta dari sesama manusia karena Allahlah yang menyediakan dan menentukan rezeki hamba-hambaNya.

Kemudian bapaknya menamakannya dengan nama Rabi’ah Al-Adawiyah disebabkan beliau adalah anak perempuannya yang keempat. Pada malam tersebut ayah Rabi’ah telah bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad s.a.w. di mana Baginda bersabda kepadanya: “Janganlah kamu bersedih karena anak perempuan kamu yang baru dilahirkan itu merupakan seorang yang dikasihi Allah, 70 ribu daripada umatku mengharapkan syafaatnya”. Esok hari pergilah engkau menghadap `Isa Zadhan, Gubernur Basrah. Tulislah kata-kata ini di atas sekeping kertas: “Wahai Amir, engkau biasanya sholat 100 rakaat pada setiap malam dan setiap malam Jum’at 400 rakaat. Tetapi pada malam Jum’at yang terakhir, engkau telah lupa untuk melaksanakannya.

Oleh karena itu untuk menebusnya, berikan 400 dinar kepada lelaki yang membawa surat ini.” Pada keesokan harinya, bapaknya Rabi’ah Al-Adawiyah menulis sepucuk surat seperti yang dipesankan oleh Baginda dan kemudian beliau pergi ke istana Gubernur Basrah, kemudian bapaknya tidak bisa bertemu dengan Gubernur tersebut dan hanya meninggalkan surat tersebut kepada pengawal istana supaya disampaikan kepada `Isa Zadhan. Setelah menerima surat itu, `Isa Zadhan kemudian memenuhi permintaan dalam surat tersebut dengan menemui sendiri bapak Rabi`ah di rumahnya.  

Bermula dari saat inilah, keluarga Rabi’ah Al-Adawiyah berubah persepsi terhadap Rabi`ah dan mereka menyambutnya dengan penuh rasa gembira dan bersyukur. Situasi ini memperlihatkan bahawanya kesusahan yang diiringi dengan keyakinan terhadap pertolongan Allah akan mampu membawa manusia ke arah menyelesaikan permasalahan hidup yang kadang-kala tidak terlintas di hati manusia itu sendiri, terkadang keberadaan seseorang manusia di muka bumi ini telah ditentukan oleh Allah SWT.

0 Response to "Rabi’ah Al-Adawiyah"

Post a Comment