Ekspansi Islam ke Spanyol terjadi pada zaman Khalifah Al-Wali>d (705-715M), salah seorang Khalifah dari Dinasti Bani> Uma>yah yang berpusat di Damaskus. Penaklukan Spanyol diprakarsai tiga nama yaitu Mu>sa> bin Nus}air, T}ari>f bin Malik dan T}ari>q bin Zi>yad. T}a>riq dianggap paling berjasa, karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian suku Berber (muslim dari Afrika Utara) yang didukung Mu>sa> bin Nus}air dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Al-Wali>d. Pasukannya yang berjumlah 7000 orang menyeberang selat di bawah pimpinan T}ari>q bin Zi>yad. Namun literatur yang ditulis oleh al-T}abari> bahwa Pasukan T}ari>q mencapai dua belas ribu, dalam peperangan yang sengit itu Andalu>s (Spanyol) ditaklukan tepat pada tahun 92 H. Cordova ditaklukan oleh pasukan Islam pada tahun 711 M, sedangkan tentara Spanyol di bawah komando Raja Roderick . Dari penaklukan itu, wilayah-wilayah Spanyol, seperti Toledo, Sevilla, Malaga, dan Granada dapat dikuasai dengan mudah
Setelah T}ari>q bin Zi>yad sukses menancapkan sendi ke Islaman di daratan ini, ‘Abd Al-Rahman Al-Da>khil (penguasa pertama Daulat Uma>yah di Spanyol) mengikutinya, yang berusaha menata sistem pemerintahan. Dengan melihat latar belakang masyarakat heterogen, baik berdasarkan strata sosial, suku, ras, maupun agama.
Berawal dari 400 orang yang menyebrang dari Afrika Utara ke ujung paling selatan Spanyol, pada Juli 710, dalam rangka mengadakan pengintain sehingga membuat minat orang-orang Arab ketika itu, dan menindak lanjuti pada tahun 711, dengan dilakukan penyerangan yang sunggu-sungguh, sehingga membuahkan hasil dan menduduki daratan tersebut sampai beberapa abad. Inilah hal penting yang harus diperhatikan dalam mengkaji seputar Islam di Andalu>s.
Kemegahan kerajaan Islam di Andalu>s yang oleh para sejarawan dianggap menandingi kemegahan dan kemajuan pusat khali>fah ‘Abbasi>yah di Baghda>d, merupakan sebuah prestasi besar. Lain halnya dengan ihwal perpolitikan di sana, sebagaimana fenomena umum, bahwa keadaan perpolitikan Andalu>s tidak dapat dikatakan stabil, pasalnya banyak terjadi pemberontakan di mana-mana. Semisal perseteruan antara al-H}akam I (796-822) dan para teolog, sehingga menyebabkan 72 pentolan teolog di tahan dan dipancung, karena dianggap mengadakan konspirasi untuk menggulingkan al-H}akam I.
Puncaknya perseteruan yang terjadi pada dinasti Umawi>yah ialah ketika Hisha>m II al-Muayyad (976-1009 M), naik tahta dan ini berlanjut sehingga runtuhnya dinasti Umawi>yah yang diteruskan dengan dinasti-dinasti kecil. Secara sederhana carut marutnya perpolitikan di Spanyol sehingga menyebabkan Islam harus hengkang dari daratan ini, hal ini diakibatkan dua sebab, Internal dan eksternal. Faktor internal adalah perpecahan dikalangan Islam itu sendiri. Ini terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: kaum Arab, kaum Berber, dan penduduk asli yang memeluk Islam. sedangkan eksternal adalah perlawan yang tidak pernah mati oleh non muslim. Salah satu gerakan besar yang dapat membrangus Islam adalah menyatunya dua gerakan besar yaitu kerajaan Castile dan Aragon, akibat perkawinan antara Ferdinand dari Aragon dengan Isabella dari Castile.
Sejak Islam menduduki Andalu>s maka kebudayaan di sana dalam catatan W. Montgomery Watt, perlahan menjadi Hispano-Arab , namun perlahan-lahan kebudayaan Arab mendominasi di Baratdaya Andalu>s. Pengaruh budaya Arab kawasan Eropa tersebut juga dapat dilihat dari dialektik bahasa yang mereka pakai, meskipun bahasa Romawi yang banyak digunakan sebagai alat komunikasi namun hal itu telah bercampur dengan bahasa Arab. Ini tidak hanya terjadi pada kalangan muslim saja, kalangan non muslim juga menerapkan hal itu, sehingga mereka dikenal dengan sebutan Mozarab atau orang yang mengarab (Arabizers). Salah satu hal yang menarik untuk dikaji adalah bahwa kebudayaan Arab lewat salah satu bahasanya mampu menyihir kalangan muda yang non muslim sehingga mereka antusias untuk mempelajari syair-syair Arab di daratan Andalu>s tersebut.
Ini adalah bukti kongkrit bahwa kebudayaan Arab mendominasi sehingga mengalahkan kebudayaan lokal. Di samping Kristen dan Islam, juga terdapat agama besar di kawasan tersebut, yakni agama Yahudi. Semenjak ekspansi Arab atau Islam ke daratan tersebut orang Yahudi posisi sosialnya menjadi terangkat dan menerima apa saja yang datang dari orang Arab kecuali agama. Meskipun budaya Islam atau arab yang mendominasi namun kebudayaan itu telah lebur dengan menjadi satu dengan unsur Iberia. Di samping berleburnya lewat bahasa juga kebudayaan Hispano-Arab, menjadi trend tersendiri di dalam Istana, ini dapat dilihat dari gaya kehidupan Roger II dan Frederick II. Raja-raja ini dikelilingi dengan kehidupan mewah yang sebanding dengan kehidupan mewah Cordova, dan memakai pakaian orang Arab serta banyak memamerkan gaya yang bukan asli dari mereka, seperti mengembangkan puisi-puisi dalam istana. Dengan demikian lewat kontak perdagangan dan kontak politik yang dilancarkan oleh orang Arab di Spanyol dan Silsilia, memberikan jalan bagi kebudayaan Arab untuk menemukan jalur ke Eropa Barat.
Setelah T}ari>q bin Zi>yad sukses menancapkan sendi ke Islaman di daratan ini, ‘Abd Al-Rahman Al-Da>khil (penguasa pertama Daulat Uma>yah di Spanyol) mengikutinya, yang berusaha menata sistem pemerintahan. Dengan melihat latar belakang masyarakat heterogen, baik berdasarkan strata sosial, suku, ras, maupun agama.
Potret Perpolitikan dan Kebudayaan Islam Di Spanyol
Politik di Spanyol.Berawal dari 400 orang yang menyebrang dari Afrika Utara ke ujung paling selatan Spanyol, pada Juli 710, dalam rangka mengadakan pengintain sehingga membuat minat orang-orang Arab ketika itu, dan menindak lanjuti pada tahun 711, dengan dilakukan penyerangan yang sunggu-sungguh, sehingga membuahkan hasil dan menduduki daratan tersebut sampai beberapa abad. Inilah hal penting yang harus diperhatikan dalam mengkaji seputar Islam di Andalu>s.
Kemegahan kerajaan Islam di Andalu>s yang oleh para sejarawan dianggap menandingi kemegahan dan kemajuan pusat khali>fah ‘Abbasi>yah di Baghda>d, merupakan sebuah prestasi besar. Lain halnya dengan ihwal perpolitikan di sana, sebagaimana fenomena umum, bahwa keadaan perpolitikan Andalu>s tidak dapat dikatakan stabil, pasalnya banyak terjadi pemberontakan di mana-mana. Semisal perseteruan antara al-H}akam I (796-822) dan para teolog, sehingga menyebabkan 72 pentolan teolog di tahan dan dipancung, karena dianggap mengadakan konspirasi untuk menggulingkan al-H}akam I.
Puncaknya perseteruan yang terjadi pada dinasti Umawi>yah ialah ketika Hisha>m II al-Muayyad (976-1009 M), naik tahta dan ini berlanjut sehingga runtuhnya dinasti Umawi>yah yang diteruskan dengan dinasti-dinasti kecil. Secara sederhana carut marutnya perpolitikan di Spanyol sehingga menyebabkan Islam harus hengkang dari daratan ini, hal ini diakibatkan dua sebab, Internal dan eksternal. Faktor internal adalah perpecahan dikalangan Islam itu sendiri. Ini terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: kaum Arab, kaum Berber, dan penduduk asli yang memeluk Islam. sedangkan eksternal adalah perlawan yang tidak pernah mati oleh non muslim. Salah satu gerakan besar yang dapat membrangus Islam adalah menyatunya dua gerakan besar yaitu kerajaan Castile dan Aragon, akibat perkawinan antara Ferdinand dari Aragon dengan Isabella dari Castile.
Potret Perpolitikan dan Kebudayaan Islam Di Spanyol
KebudayaanKebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dipunyai manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat dan model-model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan yang dihapadapi, ini bertujuan untuk menciptakan tindakan-tindakan yang dihadapi. Jadi potret mempelajari budaya adalah terletak pada gaya hidup atau tindakan yang terjadi di Andalu>s, ketika Islam mendudukinya.Sejak Islam menduduki Andalu>s maka kebudayaan di sana dalam catatan W. Montgomery Watt, perlahan menjadi Hispano-Arab , namun perlahan-lahan kebudayaan Arab mendominasi di Baratdaya Andalu>s. Pengaruh budaya Arab kawasan Eropa tersebut juga dapat dilihat dari dialektik bahasa yang mereka pakai, meskipun bahasa Romawi yang banyak digunakan sebagai alat komunikasi namun hal itu telah bercampur dengan bahasa Arab. Ini tidak hanya terjadi pada kalangan muslim saja, kalangan non muslim juga menerapkan hal itu, sehingga mereka dikenal dengan sebutan Mozarab atau orang yang mengarab (Arabizers). Salah satu hal yang menarik untuk dikaji adalah bahwa kebudayaan Arab lewat salah satu bahasanya mampu menyihir kalangan muda yang non muslim sehingga mereka antusias untuk mempelajari syair-syair Arab di daratan Andalu>s tersebut.
Ini adalah bukti kongkrit bahwa kebudayaan Arab mendominasi sehingga mengalahkan kebudayaan lokal. Di samping Kristen dan Islam, juga terdapat agama besar di kawasan tersebut, yakni agama Yahudi. Semenjak ekspansi Arab atau Islam ke daratan tersebut orang Yahudi posisi sosialnya menjadi terangkat dan menerima apa saja yang datang dari orang Arab kecuali agama. Meskipun budaya Islam atau arab yang mendominasi namun kebudayaan itu telah lebur dengan menjadi satu dengan unsur Iberia. Di samping berleburnya lewat bahasa juga kebudayaan Hispano-Arab, menjadi trend tersendiri di dalam Istana, ini dapat dilihat dari gaya kehidupan Roger II dan Frederick II. Raja-raja ini dikelilingi dengan kehidupan mewah yang sebanding dengan kehidupan mewah Cordova, dan memakai pakaian orang Arab serta banyak memamerkan gaya yang bukan asli dari mereka, seperti mengembangkan puisi-puisi dalam istana. Dengan demikian lewat kontak perdagangan dan kontak politik yang dilancarkan oleh orang Arab di Spanyol dan Silsilia, memberikan jalan bagi kebudayaan Arab untuk menemukan jalur ke Eropa Barat.
Kalo mau tau lebih coba kalian baca Perbedaan Pemilu 2014 dan 2019
ReplyDelete